Ulasan Puisi “Sunyimu Tawar Sepiku” Karya Lin Hana (FAM Jember)
“Sunyimu Tawar Sepiku” puisi yang dibuka dengan bait yang
menerbangkan pikiran kita dalam tarian kata-kata yang sangat mengejutkan,
sekaligus menerbangkan misteri penafsiran dengan simbol-simbol yang sangat
menarik.
Kita simak bait berikut ini:
Dalam sepiku tawar
sunyimu menyergapku
Mengajak berdansa
dengan dance rindu yang memabukkan
Sakau tubuhku
Tubuhmu sempoyongan
“Sunyimu Tawar Sepiku” imajinasi dan idiom yang dibangun
rindu memabukkan memiliki makna yang mendalam tentang kerinduan pada seseorang,
dalam kesendirian dan telah lama tak jumpa hingga membuatnya rindu berat alias
‘galau’. Berdansa adalah menggerakkan tubuh untuk menghilangkan kepenatan atau
menghibur diri dengan pasangan atau sahabatnya. Kemungkinan masih selisih paham
dengan bahasa tubuh sempoyongan. Berbagai
makna, berbagai tafsiran melayang-layang dalam puisi ini.
Akhirnya dengan pertemuannya yang saling dirindukan
menyatukan aroma nafas mereka:
Kakiku bergerak pelan;
tanganmu bergerak lancing
Menaiki paraf-paraf
urat yang mengejang
Aku terkekeh
Kau terbahak lantang
Napasku telentang
Napasmu telanjang
“Sunyimu Tawar Sepiku”, sebuah peradaban hidup di kota-kota
yang ‘menggeliat’ 24 jam, pasti memberikan dampak positif dan negatif,
dibangunnya hotel-hotel, tempat hiburan malam, maka wajah kota akan bergerak
jadi apa saja, di punggung kota wisata akan jadi hiburan di samping juga akan
menjadikan mata pencaharian bagi para pedagang.
Bahasa iklan sebagai devisa Negara maka kota-kota dibangun
sebagai kota hiburan yang sejuk bagi keluarga. Dalam bait puisi “Sunyimu Tawar
Sepiku” ditutup dengan kata-kata yang sangat menarik gaya bahasanya:
Di punggung kotaku
Kata-katamu berlarian
Deras seperti lebat
hujan
Menurun; menjalari
betisku yang jenjang
Meleburkan desah
Sepanjang senyap
kamar-kamar
Ah, sudahlah sekian dulu, Tim FAM ikut larut dalam belaian “Sunyimu
Tawar Sepiku” puisi yang komunikatif, inovatif, dan kreatif. Ditunggu proses
berikutnya.
Salam karya, salam santun.
TIM FAM INDONESIA
www.famindonesia.blogspot.com
[BERIKUT PUISI
PENULIS YANG DIPOSTING TANPA EDITING TIM FAM INDONESIA]
Sunyi Tawar Sepiku
Oleh Lin Hana
IDFAM879M Anggota FAM
Jember
Dalam sepiku tawar sunyimu menyergapku
Mengajak berdansa dengan dance rindu yang memabukkan
Sakau tubuhku
Tubuhmu sempoyongan
Kakiku bergerak pelan; tanganmu bergerak lancang
Menaiki paraf-paraf urat yang mengejang
Aku terkekeh
Kau terbahak lantang
Napasku telentang
Napasmu telanjang
Di punggung kotaku
Kata-katamu berlarian
Deras seperti lebat hujan
Menurun; menjalari betisku yang jenjang
Meleburkan desah
Sepanjang senyap kamar-kamar
Pebruari 2012, Madura Annuqayah
[sumber: www.famindonesia.blogspot.com]
Ket: Gambar sekadar
ilustrasi diambil dari google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar