Apa yang Membuat Anda Susah Menulis?
Oleh DP Anggi, Hamda
Alfansuri, dan Hamdi Alfansuri*)
Menulis adalah hal yang menyenangkan. Pada hakikatnya
menulis adalah menuangkan hasil pikiran berupa tulisan dalam bentuk kata-kata.
Baik pada selembar kertas, daun, pasir, dan sebagainya. Bagi penulis pemula,
mungkin ia sering dilanda berbagai konflik dalam dirinya. Ya, salah satunya
mengenai permasalahan menulis. Apa yang membuat Anda susah menulis?
Jika pertanyaan itu dilayangkan kepada Anda, apa yang Anda
pikirkan? Ini bukan untuk status facebook,
ini serius. Saat pertanyaan itu dilayangkan kepada saya, yang pertama kali saya
pikirkan adalah “Sulit untuk memulai”. Mengapa saya katakan demikian? Karena
itu fakta, saat seseorang sulit untuk memulai, maka semuanya tidak akan
berjalan sesuai harapan. Penyebab sulit memulai ini menurut saya adalah
ketidakpercayaan diri atas kemampuan dan bakat menulis yang dimiliki serta
minimnya ilmu pengetahuan.
Yang harus dilakukan adalah perbanyaklah membaca buku dan
bahan bacaan lainnya. Buku apa saja bisa asalkan buku itu mengandung nilai dan
makna yang positif, seperti buku pelajaran, buku motivasi, novel, cerpen, puisi
dan bahan bacaan lainnya, bahkan koran pun bisa, yang penting bahan bacaan yang
bermanfaat. Terlebih lagi sekarang sudah ada internet, tinggal ketikkan saja
dan klik, mudah bukan? Saya tidak bermaksud menggurui, mana tahu ada yang
gaptek, he-he-he.
Selanjutnya, fokuskan pikiran Anda ke arah mana arah
kepenulisan Anda tersebut, bisa saja Anda menguasai fiksi atau non fiksi. Fiksi
seperti cerpen, puisi dan lain-lain, sedangkan non fiksi seperti artikel,essai dan
lain sebagainya. Anda bisa memulai menulis hanya dengan sebuah curhatan saja
saat Anda mengalami kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka, kejadian
menyenangkan atau tidak, apatah lagi jika Anda sedang kasmaran alias
berbunga-bunga karena jatuh cinta. Siapa lagi yang akan memulai selain Anda?
Jawaban kedua menurut saya adalah sifat moody yang Anda miliki. Mood berpengaruh besar terhadap niat
menulis Anda. Moody muncul kapan
saja, tidak mengenal waktu. Terkadang bahkan ketika Anda sedang menggarap sebuah
tulisan, di tengah jalan mood Anda
bisa saja hilang. Bahkan saya sendiri, kemunculan moody bisa saja tengah malam.
Inilah yang sudah menjadi kebiasaan saya, menulis di tengah malam. Moody disebabkan pula oleh beberapa
faktor seperti kebosanan, kekesalan, kekecewaan yang kesemuanya itu berhubungan
erat dengan perasaan dan emosional Anda.
Untuk menghindari ketergantungan pada mood, seorang penulis sebaiknya menetapkan atau menyusun jadwal
menulis pada waktu-waktu tertentu. Kedisiplinan itu perlu. Misalnya, Anda harus
menulis pada jam satu setelah jadwal makan siang, atau sebagainya. Dengan
membiasakan diri menulis sesuai jadwal seorang penulis akan terbiasa menulis
setiap harinya atau sesuai jadwal dan tentunya tidak lagi ada ketergantungan
pada mood. Namun, yang namanya
manusia pasti ada masa badmood bahkan
ilfeel.
Jadi, ketika mood
Anda sedang bagus, tulislah tulisan apa saja yang memungkinkan Anda tidak
kehilangan lagi moody itu. Ide dan moody tidak jarang pula sejalan. Ide dan
moody lebih sering tak sejalan,
terkadang disaat ide muncul moody pun
hilang. Untuk yang satu ini, Anda bisa saja mengantongi secarik kertas dan
sebuah pulpen. Bagus atau tidak moody
Anda, ketika ide menulis itu muncul silakan tuliskan inti pokoknya pada secarik
kertas tadi. Itu akan membantu Anda mengumpulkan ide tanpa harus kehilangan ide
tersebut walaupun tidak seindah ide awal yang Anda pikirkan saat ingin menulis.
Jawaban ketiga berhubungan erat pula dengan moody yang telah saya tuliskan di atas.
Saat menulis dengan senangnya tiba-tiba saja ide Anda hilang. Anda menjadi
buntu. Tulisan Anda yang semula akan Anda selesaikan detik itu juga menjadi
terbengkalai. Hal ini disebabkan oleh moody
dan pikiran yang bercabang. Intinya adalah fokus, namun fokus saja rasanya
tidak cukup.
Anda tahu apa yang harus Anda lakukan? Pikirkan saja bahwa
ide itu tidak terbatas. Simpan dulu saja tulisan Anda yang terbengkalai itu dan
pikirkan Anda akan menyimpannya pada sebuah folder baru yang bernama ‘Naskah
Belum Selesai’. Bukankah itu ide? Bahkah ini adalah sebuah ide brilian, bisa
jadi tulisan Anda akan menjadi lebih bernilai nantinya.
Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Kebanyakan
penulis pemula masih sering berpikir, “mampukah saya menyelesaikan tulisan
ini?” Atau, “layakkah apa yang saya tulis?” dan lain sebagainya. Ya, tentu saja
pemikiran seperti ini merupakan kesalahan besar. Karena pemikiran-pemikiran
tersebut akan memberikan sugesti negatif pada diri seorang penulis yang
menyebabkan ia akan kehilangan kepercayaan diri.
Penulis pemula harus menghindari sugesti-sugesti yang dapat
membuat kesulitan menulis. Maka, tanamkanlah sugesti positif pada diri Anda.
Contohnya, “saya pasti bisa menyelesaikan tulisan ini”, “tulisan ini harus best seller” dan lain sebagainya. Insya Allah,
sugesti itu akan memberikan hasil yang positif pula dan akan terus memompa
semangat menulis yang ada.
Siapkan Mental Bila
Dikritik
Belum adanya kesiapan mental, hal ini cenderung dimiliki
penulis pemula. Sebagai penulis harus mempersiapkan dirinya untuk menerima
segala kritikan-kritikan pedas. Dan biasanya bagi penulis yang belum siap
mentalnya akan menjadi pesimis dan berfikiran, “Tulisan saya saja tak layak,
lalu untuk apa saya menulis lagi”.
Seharusnya penulis pemula dapat menjadikan kritikan-kritikan
itu menjadi sebuah hal yang terus memacu semangat menulis, dan merubah
pemikirannya menjadi “tulisan saya belum layak, berarti saya harus terus
belajar untuk menulis yang lebih layak lagi”. Nah, untuk pertanyaan “Apa yang
membuat Anda susah menulis?” sampai disini dulu, karena kami yakin Anda sudah
menemukan cahaya terang walau hanya setitik.
Pertanyaan yang akan dilayangkan kepada Anda selanjutnya
adalah “Untuk apa menulis hal seperti ini?” Seperti yang sudah dijelaskan di atas,
sekilas jika Anda bermental lemah maka pertanyaan seperti ini akan membuat anda
down untuk melanjutkan tulisan, bahkan
Anda bisa berhenti menulis untuk waktu yang lama. Bayangkan saja, Anda sudah
menulis dengan sepenuh hari berharap seseorang memetik pesan dari tulisan Anda,
namun seseorang lain tanpa rasa berdosa melayangkan pertanyaan tadi kepada
Anda. Sakit kali ya?
Teman saya pernah mengatakan, “Al-Qur’an yang merupakan
perkataan Allah SWT saja tidak sedikit yang banyak mencelanya”. Itu ulah siapa?
Ya, menurut saya itu ulah orang-orang yang tidak mendapatkan kemengertian.
Tidak usah berlarut-larut membahas hal ini, ini hanya permisalan saja. Kembali
kepada pertanyaan kedua, “untuk apa menulis hal seperti ini?” Untuk itulah tadi
dikatakan bahwa seorang penulis harus memiliki mental yang kuat untuk
mendapatkan posisi di hati pembaca. Jawaban yang tepat adalah “agar Anda dapat
memetik hikmah, pesan tersurat maupun tersirat dari tulisan saya”.
Bahkan, seorang ketua FLP Pekanbaru—Alam Terkembang, ketika
DP Anggi melayangkan pertanyaan seperti itu beliau menjawab dengan semangat,
“sebagai penulis kita jangan berpikir tulisan ini mau dibaca atau tidak, yang
jelas karya itu ada dulu. Orang yang bertanya seperti itu, cenderung malas
membaca dan berpikir sempit. Kalau diskusi peran menulis tidak akan ada
habisnya, menulis itu sebuah siklus yang punya efek domino, multiplayer efek.
Menulis tidak bisa dilihat manfaatnya tapi bisa dirasakan. Ia seperti
investasi, sekolah SD itu investasi, benar? Kalau tidak sekolah SD bisa kuliah
apa tidak? Jadi menulis itu ya seperti itu, syahid pun kita, kita seakan masih
hidup, masih bersuara, itulah menulis. Jadi kadang orang mengatakan dengan
tegas, “MENULIS MEMBUATKU HIDUP! Atau MENULIS BUKTI KALAU AKU HIDUP!”
Satu lagi, ‘jangan sampai Anda sibuk melongok ke luar dan
lupa melongok ke dalam.’ Ini kutipan yang saya ambil dari sebuah buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki yang mega best seller
karya Mas Ippho ‘Right’ Santoso. Benar yang beliau katakan, kita terlalu sering
melihat kemampuan orang dan merasa iri ketimbang melihat potensi yang ada di
dalam diri kita sendiri. Semangat! Yakinkan diri Anda bahwa Anda benar-benar
seorang penulis! Lahirkanlah banyak karya yang meninta dari jemari Anda.
Visikan dakwah bil qalam!
Dari uraian panjang ini, masihkah Anda ingin melayangkan
alasan, penyebab, dan akibat dari menulis? Jangan berpikir terlalu panjang, diam
saja, dan kerjakan! Tulis apa yang akan Anda tulis! Jangan lupa, proses editing
sangat berperan penting.
Salam Santun, salam karya. Salam Aishiteru!
*) DP Anggi FAM790M, Hamda
Alfansuri FAM795S, Hamdi Alfansuri FAM796S, adalah anggota FAM INDONESIA wilayah
Pekanbaru, Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar