Glitter Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 18 September 2012

Apa yang Membuat Anda Susah Menulis?


Oleh DP Anggi, Hamda Alfansuri, dan Hamdi Alfansuri*)

Menulis adalah hal yang menyenangkan. Pada hakikatnya menulis adalah menuangkan hasil pikiran berupa tulisan dalam bentuk kata-kata. Baik pada selembar kertas, daun, pasir, dan sebagainya. Bagi penulis pemula, mungkin ia sering dilanda berbagai konflik dalam dirinya. Ya, salah satunya mengenai permasalahan menulis. Apa yang membuat Anda susah menulis?

Jika pertanyaan itu dilayangkan kepada Anda, apa yang Anda pikirkan? Ini bukan untuk status facebook, ini serius. Saat pertanyaan itu dilayangkan kepada saya, yang pertama kali saya pikirkan adalah “Sulit untuk memulai”. Mengapa saya katakan demikian? Karena itu fakta, saat seseorang sulit untuk memulai, maka semuanya tidak akan berjalan sesuai harapan. Penyebab sulit memulai ini menurut saya adalah ketidakpercayaan diri atas kemampuan dan bakat menulis yang dimiliki serta minimnya ilmu pengetahuan.
Yang harus dilakukan adalah perbanyaklah membaca buku dan bahan bacaan lainnya. Buku apa saja bisa asalkan buku itu mengandung nilai dan makna yang positif, seperti buku pelajaran, buku motivasi, novel, cerpen, puisi dan bahan bacaan lainnya, bahkan koran pun bisa, yang penting bahan bacaan yang bermanfaat. Terlebih lagi sekarang sudah ada internet, tinggal ketikkan saja dan klik, mudah bukan? Saya tidak bermaksud menggurui, mana tahu ada yang gaptek, he-he-he.
Selanjutnya, fokuskan pikiran Anda ke arah mana arah kepenulisan Anda tersebut, bisa saja Anda menguasai fiksi atau non fiksi. Fiksi seperti cerpen, puisi dan lain-lain, sedangkan non fiksi seperti artikel,essai dan lain sebagainya. Anda bisa memulai menulis hanya dengan sebuah curhatan saja saat Anda mengalami kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka, kejadian menyenangkan atau tidak, apatah lagi jika Anda sedang kasmaran alias berbunga-bunga karena jatuh cinta. Siapa lagi yang akan memulai selain Anda?
Jawaban kedua menurut saya adalah sifat moody yang Anda miliki. Mood berpengaruh besar terhadap niat menulis Anda. Moody muncul kapan saja, tidak mengenal waktu. Terkadang bahkan ketika Anda sedang menggarap sebuah tulisan, di tengah jalan mood Anda bisa saja hilang. Bahkan saya sendiri, kemunculan moody bisa saja tengah malam. Inilah yang sudah menjadi kebiasaan saya, menulis di tengah malam. Moody disebabkan pula oleh beberapa faktor seperti kebosanan, kekesalan, kekecewaan yang kesemuanya itu berhubungan erat dengan perasaan dan emosional Anda.
Untuk menghindari ketergantungan pada mood, seorang penulis sebaiknya menetapkan atau menyusun jadwal menulis pada waktu-waktu tertentu. Kedisiplinan itu perlu. Misalnya, Anda harus menulis pada jam satu setelah jadwal makan siang, atau sebagainya. Dengan membiasakan diri menulis sesuai jadwal seorang penulis akan terbiasa menulis setiap harinya atau sesuai jadwal dan tentunya tidak lagi ada ketergantungan pada mood. Namun, yang namanya manusia pasti ada masa badmood bahkan ilfeel.
Jadi, ketika mood Anda sedang bagus, tulislah tulisan apa saja yang memungkinkan Anda tidak kehilangan lagi moody itu. Ide dan moody tidak jarang pula sejalan. Ide dan moody lebih sering tak sejalan, terkadang disaat ide muncul moody pun hilang. Untuk yang satu ini, Anda bisa saja mengantongi secarik kertas dan sebuah pulpen. Bagus atau tidak moody Anda, ketika ide menulis itu muncul silakan tuliskan inti pokoknya pada secarik kertas tadi. Itu akan membantu Anda mengumpulkan ide tanpa harus kehilangan ide tersebut walaupun tidak seindah ide awal yang Anda pikirkan saat ingin menulis.
Jawaban ketiga berhubungan erat pula dengan moody yang telah saya tuliskan di atas. Saat menulis dengan senangnya tiba-tiba saja ide Anda hilang. Anda menjadi buntu. Tulisan Anda yang semula akan Anda selesaikan detik itu juga menjadi terbengkalai. Hal ini disebabkan oleh moody dan pikiran yang bercabang. Intinya adalah fokus, namun fokus saja rasanya tidak cukup.
Anda tahu apa yang harus Anda lakukan? Pikirkan saja bahwa ide itu tidak terbatas. Simpan dulu saja tulisan Anda yang terbengkalai itu dan pikirkan Anda akan menyimpannya pada sebuah folder baru yang bernama ‘Naskah Belum Selesai’. Bukankah itu ide? Bahkah ini adalah sebuah ide brilian, bisa jadi tulisan Anda akan menjadi lebih bernilai nantinya.
Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Kebanyakan penulis pemula masih sering berpikir, “mampukah saya menyelesaikan tulisan ini?” Atau, “layakkah apa yang saya tulis?” dan lain sebagainya. Ya, tentu saja pemikiran seperti ini merupakan kesalahan besar. Karena pemikiran-pemikiran tersebut akan memberikan sugesti negatif pada diri seorang penulis yang menyebabkan ia akan kehilangan kepercayaan diri.
Penulis pemula harus menghindari sugesti-sugesti yang dapat membuat kesulitan menulis. Maka, tanamkanlah sugesti positif pada diri Anda. Contohnya, “saya pasti bisa menyelesaikan tulisan ini”, “tulisan ini harus best seller” dan lain sebagainya. Insya Allah, sugesti itu akan memberikan hasil yang positif pula dan akan terus memompa semangat menulis yang ada.
Siapkan Mental Bila Dikritik
Belum adanya kesiapan mental, hal ini cenderung dimiliki penulis pemula. Sebagai penulis harus mempersiapkan dirinya untuk menerima segala kritikan-kritikan pedas. Dan biasanya bagi penulis yang belum siap mentalnya akan menjadi pesimis dan berfikiran, “Tulisan saya saja tak layak, lalu untuk apa saya menulis lagi”.
Seharusnya penulis pemula dapat menjadikan kritikan-kritikan itu menjadi sebuah hal yang terus memacu semangat menulis, dan merubah pemikirannya menjadi “tulisan saya belum layak, berarti saya harus terus belajar untuk menulis yang lebih layak lagi”. Nah, untuk pertanyaan “Apa yang membuat Anda susah menulis?” sampai disini dulu, karena kami yakin Anda sudah menemukan cahaya terang walau hanya setitik.
Pertanyaan yang akan dilayangkan kepada Anda selanjutnya adalah “Untuk apa menulis hal seperti ini?” Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sekilas jika Anda bermental lemah maka pertanyaan seperti ini akan membuat anda down untuk melanjutkan tulisan, bahkan Anda bisa berhenti menulis untuk waktu yang lama. Bayangkan saja, Anda sudah menulis dengan sepenuh hari berharap seseorang memetik pesan dari tulisan Anda, namun seseorang lain tanpa rasa berdosa melayangkan pertanyaan tadi kepada Anda. Sakit kali ya?
Teman saya pernah mengatakan, “Al-Qur’an yang merupakan perkataan Allah SWT saja tidak sedikit yang banyak mencelanya”. Itu ulah siapa? Ya, menurut saya itu ulah orang-orang yang tidak mendapatkan kemengertian. Tidak usah berlarut-larut membahas hal ini, ini hanya permisalan saja. Kembali kepada pertanyaan kedua, “untuk apa menulis hal seperti ini?” Untuk itulah tadi dikatakan bahwa seorang penulis harus memiliki mental yang kuat untuk mendapatkan posisi di hati pembaca. Jawaban yang tepat adalah “agar Anda dapat memetik hikmah, pesan tersurat maupun tersirat dari tulisan saya”.
Bahkan, seorang ketua FLP Pekanbaru—Alam Terkembang, ketika DP Anggi melayangkan pertanyaan seperti itu beliau menjawab dengan semangat, “sebagai penulis kita jangan berpikir tulisan ini mau dibaca atau tidak, yang jelas karya itu ada dulu. Orang yang bertanya seperti itu, cenderung malas membaca dan berpikir sempit. Kalau diskusi peran menulis tidak akan ada habisnya, menulis itu sebuah siklus yang punya efek domino, multiplayer efek. Menulis tidak bisa dilihat manfaatnya tapi bisa dirasakan. Ia seperti investasi, sekolah SD itu investasi, benar? Kalau tidak sekolah SD bisa kuliah apa tidak? Jadi menulis itu ya seperti itu, syahid pun kita, kita seakan masih hidup, masih bersuara, itulah menulis. Jadi kadang orang mengatakan dengan tegas, “MENULIS MEMBUATKU HIDUP! Atau MENULIS BUKTI KALAU AKU HIDUP!”
Satu lagi, ‘jangan sampai Anda sibuk melongok ke luar dan lupa melongok ke dalam.’ Ini kutipan yang saya ambil dari sebuah buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki yang mega best seller karya Mas Ippho ‘Right’ Santoso. Benar yang beliau katakan, kita terlalu sering melihat kemampuan orang dan merasa iri ketimbang melihat potensi yang ada di dalam diri kita sendiri. Semangat! Yakinkan diri Anda bahwa Anda benar-benar seorang penulis! Lahirkanlah banyak karya yang meninta dari jemari Anda. Visikan dakwah bil qalam!
Dari uraian panjang ini, masihkah Anda ingin melayangkan alasan, penyebab, dan akibat dari menulis? Jangan berpikir terlalu panjang, diam saja, dan kerjakan! Tulis apa yang akan Anda tulis! Jangan lupa, proses editing sangat berperan penting.
Salam Santun, salam karya. Salam Aishiteru!
*) DP Anggi FAM790M, Hamda Alfansuri FAM795S, Hamdi Alfansuri FAM796S, adalah anggota FAM INDONESIA wilayah Pekanbaru, Riau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 18 September 2012

Apa yang Membuat Anda Susah Menulis?


Oleh DP Anggi, Hamda Alfansuri, dan Hamdi Alfansuri*)

Menulis adalah hal yang menyenangkan. Pada hakikatnya menulis adalah menuangkan hasil pikiran berupa tulisan dalam bentuk kata-kata. Baik pada selembar kertas, daun, pasir, dan sebagainya. Bagi penulis pemula, mungkin ia sering dilanda berbagai konflik dalam dirinya. Ya, salah satunya mengenai permasalahan menulis. Apa yang membuat Anda susah menulis?

Jika pertanyaan itu dilayangkan kepada Anda, apa yang Anda pikirkan? Ini bukan untuk status facebook, ini serius. Saat pertanyaan itu dilayangkan kepada saya, yang pertama kali saya pikirkan adalah “Sulit untuk memulai”. Mengapa saya katakan demikian? Karena itu fakta, saat seseorang sulit untuk memulai, maka semuanya tidak akan berjalan sesuai harapan. Penyebab sulit memulai ini menurut saya adalah ketidakpercayaan diri atas kemampuan dan bakat menulis yang dimiliki serta minimnya ilmu pengetahuan.
Yang harus dilakukan adalah perbanyaklah membaca buku dan bahan bacaan lainnya. Buku apa saja bisa asalkan buku itu mengandung nilai dan makna yang positif, seperti buku pelajaran, buku motivasi, novel, cerpen, puisi dan bahan bacaan lainnya, bahkan koran pun bisa, yang penting bahan bacaan yang bermanfaat. Terlebih lagi sekarang sudah ada internet, tinggal ketikkan saja dan klik, mudah bukan? Saya tidak bermaksud menggurui, mana tahu ada yang gaptek, he-he-he.
Selanjutnya, fokuskan pikiran Anda ke arah mana arah kepenulisan Anda tersebut, bisa saja Anda menguasai fiksi atau non fiksi. Fiksi seperti cerpen, puisi dan lain-lain, sedangkan non fiksi seperti artikel,essai dan lain sebagainya. Anda bisa memulai menulis hanya dengan sebuah curhatan saja saat Anda mengalami kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka, kejadian menyenangkan atau tidak, apatah lagi jika Anda sedang kasmaran alias berbunga-bunga karena jatuh cinta. Siapa lagi yang akan memulai selain Anda?
Jawaban kedua menurut saya adalah sifat moody yang Anda miliki. Mood berpengaruh besar terhadap niat menulis Anda. Moody muncul kapan saja, tidak mengenal waktu. Terkadang bahkan ketika Anda sedang menggarap sebuah tulisan, di tengah jalan mood Anda bisa saja hilang. Bahkan saya sendiri, kemunculan moody bisa saja tengah malam. Inilah yang sudah menjadi kebiasaan saya, menulis di tengah malam. Moody disebabkan pula oleh beberapa faktor seperti kebosanan, kekesalan, kekecewaan yang kesemuanya itu berhubungan erat dengan perasaan dan emosional Anda.
Untuk menghindari ketergantungan pada mood, seorang penulis sebaiknya menetapkan atau menyusun jadwal menulis pada waktu-waktu tertentu. Kedisiplinan itu perlu. Misalnya, Anda harus menulis pada jam satu setelah jadwal makan siang, atau sebagainya. Dengan membiasakan diri menulis sesuai jadwal seorang penulis akan terbiasa menulis setiap harinya atau sesuai jadwal dan tentunya tidak lagi ada ketergantungan pada mood. Namun, yang namanya manusia pasti ada masa badmood bahkan ilfeel.
Jadi, ketika mood Anda sedang bagus, tulislah tulisan apa saja yang memungkinkan Anda tidak kehilangan lagi moody itu. Ide dan moody tidak jarang pula sejalan. Ide dan moody lebih sering tak sejalan, terkadang disaat ide muncul moody pun hilang. Untuk yang satu ini, Anda bisa saja mengantongi secarik kertas dan sebuah pulpen. Bagus atau tidak moody Anda, ketika ide menulis itu muncul silakan tuliskan inti pokoknya pada secarik kertas tadi. Itu akan membantu Anda mengumpulkan ide tanpa harus kehilangan ide tersebut walaupun tidak seindah ide awal yang Anda pikirkan saat ingin menulis.
Jawaban ketiga berhubungan erat pula dengan moody yang telah saya tuliskan di atas. Saat menulis dengan senangnya tiba-tiba saja ide Anda hilang. Anda menjadi buntu. Tulisan Anda yang semula akan Anda selesaikan detik itu juga menjadi terbengkalai. Hal ini disebabkan oleh moody dan pikiran yang bercabang. Intinya adalah fokus, namun fokus saja rasanya tidak cukup.
Anda tahu apa yang harus Anda lakukan? Pikirkan saja bahwa ide itu tidak terbatas. Simpan dulu saja tulisan Anda yang terbengkalai itu dan pikirkan Anda akan menyimpannya pada sebuah folder baru yang bernama ‘Naskah Belum Selesai’. Bukankah itu ide? Bahkah ini adalah sebuah ide brilian, bisa jadi tulisan Anda akan menjadi lebih bernilai nantinya.
Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Kebanyakan penulis pemula masih sering berpikir, “mampukah saya menyelesaikan tulisan ini?” Atau, “layakkah apa yang saya tulis?” dan lain sebagainya. Ya, tentu saja pemikiran seperti ini merupakan kesalahan besar. Karena pemikiran-pemikiran tersebut akan memberikan sugesti negatif pada diri seorang penulis yang menyebabkan ia akan kehilangan kepercayaan diri.
Penulis pemula harus menghindari sugesti-sugesti yang dapat membuat kesulitan menulis. Maka, tanamkanlah sugesti positif pada diri Anda. Contohnya, “saya pasti bisa menyelesaikan tulisan ini”, “tulisan ini harus best seller” dan lain sebagainya. Insya Allah, sugesti itu akan memberikan hasil yang positif pula dan akan terus memompa semangat menulis yang ada.
Siapkan Mental Bila Dikritik
Belum adanya kesiapan mental, hal ini cenderung dimiliki penulis pemula. Sebagai penulis harus mempersiapkan dirinya untuk menerima segala kritikan-kritikan pedas. Dan biasanya bagi penulis yang belum siap mentalnya akan menjadi pesimis dan berfikiran, “Tulisan saya saja tak layak, lalu untuk apa saya menulis lagi”.
Seharusnya penulis pemula dapat menjadikan kritikan-kritikan itu menjadi sebuah hal yang terus memacu semangat menulis, dan merubah pemikirannya menjadi “tulisan saya belum layak, berarti saya harus terus belajar untuk menulis yang lebih layak lagi”. Nah, untuk pertanyaan “Apa yang membuat Anda susah menulis?” sampai disini dulu, karena kami yakin Anda sudah menemukan cahaya terang walau hanya setitik.
Pertanyaan yang akan dilayangkan kepada Anda selanjutnya adalah “Untuk apa menulis hal seperti ini?” Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sekilas jika Anda bermental lemah maka pertanyaan seperti ini akan membuat anda down untuk melanjutkan tulisan, bahkan Anda bisa berhenti menulis untuk waktu yang lama. Bayangkan saja, Anda sudah menulis dengan sepenuh hari berharap seseorang memetik pesan dari tulisan Anda, namun seseorang lain tanpa rasa berdosa melayangkan pertanyaan tadi kepada Anda. Sakit kali ya?
Teman saya pernah mengatakan, “Al-Qur’an yang merupakan perkataan Allah SWT saja tidak sedikit yang banyak mencelanya”. Itu ulah siapa? Ya, menurut saya itu ulah orang-orang yang tidak mendapatkan kemengertian. Tidak usah berlarut-larut membahas hal ini, ini hanya permisalan saja. Kembali kepada pertanyaan kedua, “untuk apa menulis hal seperti ini?” Untuk itulah tadi dikatakan bahwa seorang penulis harus memiliki mental yang kuat untuk mendapatkan posisi di hati pembaca. Jawaban yang tepat adalah “agar Anda dapat memetik hikmah, pesan tersurat maupun tersirat dari tulisan saya”.
Bahkan, seorang ketua FLP Pekanbaru—Alam Terkembang, ketika DP Anggi melayangkan pertanyaan seperti itu beliau menjawab dengan semangat, “sebagai penulis kita jangan berpikir tulisan ini mau dibaca atau tidak, yang jelas karya itu ada dulu. Orang yang bertanya seperti itu, cenderung malas membaca dan berpikir sempit. Kalau diskusi peran menulis tidak akan ada habisnya, menulis itu sebuah siklus yang punya efek domino, multiplayer efek. Menulis tidak bisa dilihat manfaatnya tapi bisa dirasakan. Ia seperti investasi, sekolah SD itu investasi, benar? Kalau tidak sekolah SD bisa kuliah apa tidak? Jadi menulis itu ya seperti itu, syahid pun kita, kita seakan masih hidup, masih bersuara, itulah menulis. Jadi kadang orang mengatakan dengan tegas, “MENULIS MEMBUATKU HIDUP! Atau MENULIS BUKTI KALAU AKU HIDUP!”
Satu lagi, ‘jangan sampai Anda sibuk melongok ke luar dan lupa melongok ke dalam.’ Ini kutipan yang saya ambil dari sebuah buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki yang mega best seller karya Mas Ippho ‘Right’ Santoso. Benar yang beliau katakan, kita terlalu sering melihat kemampuan orang dan merasa iri ketimbang melihat potensi yang ada di dalam diri kita sendiri. Semangat! Yakinkan diri Anda bahwa Anda benar-benar seorang penulis! Lahirkanlah banyak karya yang meninta dari jemari Anda. Visikan dakwah bil qalam!
Dari uraian panjang ini, masihkah Anda ingin melayangkan alasan, penyebab, dan akibat dari menulis? Jangan berpikir terlalu panjang, diam saja, dan kerjakan! Tulis apa yang akan Anda tulis! Jangan lupa, proses editing sangat berperan penting.
Salam Santun, salam karya. Salam Aishiteru!
*) DP Anggi FAM790M, Hamda Alfansuri FAM795S, Hamdi Alfansuri FAM796S, adalah anggota FAM INDONESIA wilayah Pekanbaru, Riau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar