Wajah dalam Hujan
Oleh: Linatul Hasanah FAM879M**
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai
seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
(kahlil Gibran).
LELAKI ITU
Hujan deras
menghentak bumi. Sederas air mata perempuanku menghakimi diriku, pagi ini.
Mungkin, ini memang fatal kesalahanku. Akhir-akhir ini, sikapku tak jauh beda
dengan bunglon, hewan yang mampu bersikap semaunya demi dirinya sendiri. Menit
yang lalu, perempuanku masih tertawa karena leluconku. Begitu yakin pada tiap
kata yang tersusun rapi dalam kalimat janji yang keluar dari bibirku. Bah!
Menit berikutnya, aku malah membuatnya kuyup dalam hujan air mata yang keruh.
Sungguh! Ini fatal salahku. Perempuanku lebih banyak lembab dan bengkak karena
ulahku.
“Apa aku terlalu
buruk untuk menjadi perempuanmu?” Tanya perempuanku, kuyu. Hatiku menggigil,
bergetar dahsyat.
“Kau perempuan yang
baik dan terhormat, bahkan terlalu sempurna untuk menjadi perempuanku.”